Peristiwanya terjadi kira kira pada abad keempat sebelum masehi atau ±9 abad sebelum turunnya Al-Qur'an. Terjadi di negri Upsus termasuk wilayah kerajaan yunani. Waktu itu yang berkuasa adalah Raja Dikyanus (Decius). Ia seorang raja yang zalim, haus kekuasaan dan gila hormat. Ia mempertuhankan diririnya serta memerintahkan rakyatnya agar menyembahnya. Di antara rakyatnya ada yang menyembah secara suka rela dan ada yang terpaksa. Namun ada 7 orang pemuda yang menolak menyembahnya. Mengetahui hal itu, raja memanggil mereka untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Raja bertanya, mengapa mereka tidak mau menyembahnya. Mereka menjawab bahwa mereka hanya menyembah Allah Yang Maha Kuasa, yang menciptakan Langit dan Bumi. Rajapun sangat murka, namun di tahannya kemarahannya dan mereka di beri waktu untuk mempertimbangkannya. Tapi mereka tetap sepakat menyembah Allah. Merekapun memutuskan untuk pergi meninggalkan negri tercinta, tumpah darah, kampung halaman serta sanak famili mereka, demi mempertahankan keimanan dan kecintaan mereka akan kebenaran dan agama Allah. Di serahkannya segala urusan dunia dan akhirat kepada Allah semata.
Tatkala pada hari yang di tentukan ketujuh pemuda tersebut tidak datang menghadap raja untuk menyatakan kesediaan mereka untuk menyembahnya. Rajapun murka dan memerintahkan tentaranya untuk menangkap mereka hidup atau mati. Untuk menghindari pengejaran dan penangkapan, para pemuda itu kemudian bersembunyi di dalam gua. Karena sangat letih sehabis menempuh perjalanan yang jauh dan terik matahari di tengah padang tandus, merekapun tertidurlah dengan nyenyaknya. Ketika mereka terbangun perut mereka terasa sangat lapar. Mereka saling bertanya mengenai berapa lama mereka tertidur.
Karena mereka sudah sangat lapar, maka seseorang dari mereka pergi untuk mencari makanan. Ketika dia sampai di kota, ternyata sudah banyak perubahan. Ketika ia membeli makanan, penjual heran melihat uang kuno yang sudah tidak berlaku. Uang tersebut tergambar raja dikyanus yang berumur lebih dari 300 tahun lalu. Maka berkumpulah orang-orang di sekitar, melihat dan membicarakan pemuda tersebut. Pemuda itupun terheran-heran karena penjual tidak mau menerima uangnya, dan mengatakan bahwa uangnya sudah tidak berlaku.
Perihal pemuda tadi terdengar pula oleh petugas kerajaan yang berdinas di sekitar tempat itu. Petugas itupun menanyai pemuda tersebut. Iapun menjawab bahwa ia bersama 6 orang temannya, bermaksud menyingkir dari negri Upsus untuk menghindari raja Dikyanus karena tidak mau menyembahnya. Petugas menjawab bahwa raja Dikyanus telah meninggal lama dan sekarang negri Upsus di bawah pemerintahan yang beriman kepada Allah, seperti mereka. Petugas melaporkan hal tersebut kepada raja dan rajapun merasa bersyukur karena telah menyaksikan langsung akan kebenaran hari kebangkitan dan kebesaran kuasa Allah. Maka rajapun mengundang ketujuh pemuda itu ke istana dan mengadakan penyambutan akan keluarnya mereka dari dalam goa dengan meriah. Tak lama setelah penyambutan tersebut, ketujuh pemuda itu kembali tertidur untuk tidak bangun lagi, untuk kembali kehadirat Allah SWT. Untuk memperingati dan menghormati para pemuda gua atas ketabahan mereka dalam mempertahankan kebenaran serta keyakinan kepada Allah, Rakyat negeri Upsus membuat prasasti di depan mulut gua itu yang kemudian di kenal dengan nama rakim.
Wah g nuw sing coment cah.
BalasHapus